Rabu, 29 Desember 2021

Senjata Serbu Pasukan Kopassus Pada Operasi Woyla

Senjata serbu Kopassus pada operasi woyla


Setiap unit pasukan elit TNI masih mengandalkan jenis SMG (Sub Machine Gun) MP5 buatan Heckler & Koch, Jerman, utamanya untuk melaksanakan Penyerbuan dan Pertempuran jarak dekat.

Harus diakui, bahwa hadirnya MP5 (Maschinen Pistole 5) di  kemiliteran Indonesia tak lepas dari sepak terjang Kopassus (Komando Pasukan Khusus), terutama pada operasi Woyla di sebuah insiden pembajakan pesawat DC-9 Garuda Indonesia di bandara internasional Don Muang, Bangkok, Negara Thailand pada tahun 1981 di Bulan Maret, Peristiwa tersebut mampu membuat MP5 menorehkan cerita tersendiri serta pengakuan bersama atas aksi heroik dari prajurit Kopassus Indonesia.

Varian MP5 yang beredar di Kemiliteran Indonesia cukup beragam. Dan yang cukup unik MP5 yang digunakan TNI tidak semuanya buatan negara Jerman, ada yang merupakan produksi dari negara Turki, Pakistan, dan Libya.

MP5 tergolong sangat cocok dalam pertempuran jarak dekat selain kemudahan dalam penggunaannya, bongkar pasang untuk penambahan komponen lainnya pun cukup banyak variasinya. Salah satu dari sekian banyak yang jadi andalan pada senjata MP5 tersebut adalah kemampuan peredam guna kepentingan penyerbuan yang dilakukan secara senyap.

Pada operasi Woyla untuk pertama kalinya Kopassus menjajal kebolehan senjata MP5, Senjata MP5 yang digunakan tersebut di dukung dengan kemampuan peredam, salah satunya varian dari MP5SD (Schall Dampfer). Dikutip dari buku Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando – Sintong Panjaitan karya "Hendro Subroto" dikatakan bahwa menjelang operasi pembebasan ada lima pucuk MP5SD yang diimpor langsung dari Jerman dan sebagian dibeli langsung lewat jalur pribadi oleh Letjend Benny Moerdani.

SD adalah varian MP5 yang dilengkapi peredam terintegrasi. Varian MP5SD dengan peredam dapat melontarkan 700 proyektil per menit. Kecepatan luncur proyetil menuju sasaran mencapai 285 meter per detik, dengan jarak tembak efektif 100 meter. Amunisi dapat dikemas dalam magasin 15 atau 30 peluru. Dalam penggunaan, MP5SD-2 punya tiga pilihan mode, yakni safe, semi auto, dan full auto. Senjata yang bekerja dengan pola operasi delayed roller locked bolt ini dapat dipasangi aneka alat bantu bidik selain secara standar menggunakan iron sight.

Benny Moerdani yang kala itu menjabat Asintel Hankam atau Asintel Kopkamtib mendatangkan MP5SD karena terinspirasi akan keberhasilan pasukan anti teror Jerman GSG-9 dalam operasi pembebasan pesawat Lufthansa di Mogadishu, Somalia dan keberhasilan pasukan elit Inggris SAS (Special Air Service) dalam operasi Nimrod pada tahun 1980 dan Seiring berjalannya waktu terutama pada kejadian pembajakan pesawat Garuda Indonesia, Kopassus juga menaikan pamor MP5 di mata dunia pada Operasi Woyla.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAPAL SELAM MINI INDONESIA

Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah merancang desain kapal selam mini, Pengembangan proyek ini telah di...