Bicara soal MBT (main battle tank), Indonesia memiliki cukup banyak Tank Leopard. Meski demikian, bukan berarti TNI Angkata Darat tak antisipatif pada perkembangan Kendaraan Tempur (RANPUR) lapis baja.
Di dalam sebuah medan pertempuran, tank adalah mesin perang yang sangat ditakuti. Selain berlapis baja, Daya gempurnya yang mematikan menjadi andalan dalam sebuah pertempuran di daratan. Selain itu tank juga jadi andalan untuk mendukung gerak maju pasukan infanteri. Walau tank terbuat dari Baja bukan berarti tank tidak bisa dihancurkan. Ada SLT (Senjata Lawan Tank) yang bisa menghancurkan tank tersebut seperti Carl Gustav, Armbrust, C90-CR, LRAC-89 dan RPG. Senjata-senjata tersebut memang mematikan untuk menghantam Tank lapis baja dan melibas basis perkubuan musuh.
Namun seiring berjalannya waktu, Indonesia mampu merancang SLT sendiri yang bisa diandalkan jika dihadapkan dalam pertempuran dimana pihak lawan menggunakan Tank.
Senjata anti tank ini dikembangkan oleh BALITBANG KEMHAN (Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan), Bekerja sama dengan PT Pindad, Balitbang terus menyempurnakan pembuatan SLT. Bahkan tak hanya SLT, Balitbang Kemhan dan PT Pindad juga mengembangkan Man Portable Air Defence System atau MANPADS.
Manpads adalah jenis roket atau peluru kendali yang dirancang untuk ditembakkan dari darat. Peluru kendali ini digunakan untuk menghancurkan target di udara. Kedua senjata yang dikembangkan Balitbang Kemhan dan PT Pindad ini, dibuat dalam versi kecil atau ringan sehingga SLT atau MANPADS dapat ditembakkan oleh satu orang prajurit menggunakan peluncur yang ditembakkan dari atas bahu.
Pengembangan SLT dan Manpads ini adalah dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negri dan juga untuk membangun kemampuan negara di bidang pertahanan serta untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar