Saat ini Senapan Runduk hanya tersedia dalam empat varian yaitu SPR-1, SPR-2, SPR-3 & SPR-4. Senapan runduk SPR-1 & SPR-3 menggunakan Peluru kaliber 7,62 mm, SPR-4 menggunakan Peluru kaliber 8,6 mm sedangkan untuk Senapan runduk SPR-2 menggunakan peluru kaliber 12,7 mm.
SPR-1
SPR-2
SPR-3
SPR-4
Senapan ini memungkinkan penembak untuk mengatur ketinggian posisi dan stabilitas senapan dengan cara mengatur bipod pada bagian bawah depan laras, melihat sasaran dengan alat bidik tipe teleskop menjadikannya senapan runduk dengan akurasi yang tinggi.
Dalam dunia peperangan, keberadaan Seorang penembak runduk (SNIPER) sangat dibutuhkan guna mengeksekusi lawan yang bersembunyi atau berlindung, seperti dibalik dinding gedung, dibalik bebatuan, dibalik pepohonan, maupun bersembunyi dalam bentuk kamuflase.
Seorang penembak runduk (SNIPER) tidak hanya berfokus pada sasaran berupa Personel, Sniper juga dituntut mampu menggasak sasaran berupa Rantis (Kendaraan Taktis) & Ranpur (Kendaraan Tempur).
Dalam kasus pertempuran melawan personel yang bersembunyi di balik kendaraan lapis baja, Jelas sniper perlu senjata khusus, dan senjata tersebut dikenal dengan istilah "Senapan Anti Material".
Senapan anti material punya bentuk dan peran yang serupa dengan senapan runduk, perbedaannya lebih kepada besarnya Proyektil, Kaliber, Bobot senjata & Daya hancurnya.
Beberapa satuan khusus TNI sudah menggunakan senjata jenis ini, Seperti Hecate II 12,7 mm (Buatan Prancis) yang digunakan Den Bravo 90 Paskhas, Truvelo 12,7 mm dan Denel NTW-20 dual kaliber 20 mm/14,5 mm (Buatan Afrika Selatan) yang dipakai oleh Taifib Marinir dan Kopaska TNI AL.
Indonesia yang punya basis produksi senjata dan amunisi PT Pindad, pelan tapi pasti rupanya tak ingin ketinggalan dalam mengembangkan inovasi di segmen senjata anti material untuk memenuhi kebutuhan TNI.
Dengan bekal pengalaman menciptakan SPR (Senapan Penembak Runduk)-1 kaliber 7,62 mm, kemudian PT Pindad resmi memperkenalkan jenis senjata anti material, yakni SPR-2 yang mengusung kaliber 12,7 mm.
SPR-2 punya bentuk yang cukup modern, desainnya sekilas menyerupai senapan runduk M-93 Black Arrow kaliber 12,7 mm buatan Serbia.
SPR-2 punya panjang keseluruhan 1755 mm, sementara panjang laras 1055 mm. Bobot senjata SPR-2 adalah 19,5 kg, lebih berat dari NTW-20 yang bobotnya 14,5 kg.
Untuk membidik sasaran, SPR-2 dibekali alat bidik teleskopik dengan pembesaran hingga 10 kali. Proyetil yang dimuntahkan dari laras SPR-2 dapat melesat dengan kecepatan 900 meter per detik. Artinya, untuk menjebol sasaran denga jarak 2.000 meter dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 3 detik.
SPR-2 menggunakan magazine yang terdiri dari 5 peluru, ditembakkan dengan cara ditembakan satu per satu. Pengoperasian senjatanya menggunakan pola BOLT ACTION.
Apa itu Bolt Action? Bolt Action adalah (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil/handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan secara manual).
Dalam uji coba, SPR-2 dapat mencapai performa yang Baik, diantaranya mampu menembus lapisan baja 10 mm dari jarak tembak 2 Km. Dengan daya rusak yang tinggi, maka SPR-2 bisa menjadi momok yang menakutkan bagi ranpur sekelas APC, bahkan material lambung kapal pun bisa dijebol dengan mudah.
Munisi SPR-2 telah diproduksi secara mandiri oleh PT Pindad dan ada beberapa tipe peluru untuk SPR-2, seperti peluru standar MU 3TJ, peluru Sniper 12.7 mm MU 3M, peluru Anti Material MU 3SAMM, peluru bakar tembus baja MU 3PB, peluru tracer MU 3N, peluru penembus armor MU 3P, dan yang paling dahsyat peluru tembus peledak MU 3BLAM yang dimana Jenis amunisi ini mampu menghasilkan efek ledak dan efek bakar pada lapisan baja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar