Kamis, 27 Januari 2022

PASUKAN PENERJUN PAYUNG PERTAMA DI INDONESIA

Setelah Proklamasi Kemerdekaan diproklamirkan, Para pejuang berjuang untuk mengusir Belanda yang tidak menginginkan terbentuknya Republik Indonesia.

Di Kalimantan sendiri Perjuangan para pejuang di dilakukan dengan bergerilya menggunakan persenjataan yang Se-Adanya. Bantuan yang dikirim oleh Pemerintah R.I untuk membantu Perjuangan rakyat Kalimantan telah sering mengalami kegagalan lantaran blokade pasukan Belanda yang begitu ketat.

Gubernur pertama Kalimantan yang saat itu dipegang oleh Ir. Mohammad Nur, Keturunan Raja Banjar Sultan Adam Al-Watsiq Billah. Mengirimkan surat kepada KSAU Komodor Suryadarma di ibukota R.I Yogyakarta.


Ir Muhammad Nur, Gubernur Pertama Kalimantan

Dalam tulisan Irna HN Soewito "Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950". Mengatakan bahwa isi surat yang dikirim oleh Ir. Mohammad Nur ke Yogyakarta adalah “Isinya meminta bantuan agar AURI bersedia membantu perjuangan rakyat Kalimantan".

Setelah merundingkannya dengan pimpinan AURI, Permintaan itu akhirnya disetujui. Untuk mempersiapkan pasukan yang akan di terjunkan ke Kalimantan, Markas Besar Tentara (MBT) membentuk staf khusus yang tugasnya menyusun pasukan penerjun payung yang secara taktis berada dibawah komando KSAU. Suryadharma menunjuk langsung Mayor Tjilik Riwut putra daerah Kabupaten Kotawaringin untuk diangkat sebagai Perwira operasi dan ditempatkan dalam staf sekretaris bagian siasat perang KSAU.


Marsekal TNI Suryadharma


Marsekal TNI Tjilik Riwut

Sekitar 60 pejuang asal Kalimantan, 12 orang pemuda dari Sulawesi, dan beberapa orang dari Jawa berhasil direkrut.

Setelah rencana selesai disusun, mereka mulai dididik dan dilatih di suatu tempat khusus dan di asramakan di Desa Padasan di dekat Pangkalan Udara Maguwo.  

Mereka kemudian menjalani latihan dasar terjun yang dilatih oleh para pelatih Angkatan Udara RI (AURI) dibawah pimpinan Opsir Udara I Sudjono dan dibantu oleh Opsir Muda Udara II Amir Hamzah,  Opsir Muda Udara III Soeroyo,  Sersan Mayor Udara Legino,  Sersan Udara Sangkala,  Sersan Udara Mispar dan Kopral Muda Udara Matyasir.

Pelatihan yang mereka peroleh sangatlah terbatas yaitu hanya mendapatkan latihan ground training, sedangkan latihan terjun payung dari pesawat udara belum pernah dilakukan. Hal ini disebabkan oleh suasana yang serba darurat, sehingga tidak memungkinkan untuk memberikan pelatihan yang sempurna.

Setelah mendapatkan pelatihan yang cukup, diadakanlah seleksi yang cukup ketat, dan dari sekian calon yang dilatih hanya terpilih 12 orang pemuda yang semuanya berasal dari Kalimantan. Disamping kedua belas orang tersebut ikut serta dua orang anggota AURI yang mempunyai tugas khusus dibidang PHB untuk membantu tugas penerjunan tersebut dengan Pesawat Dakota R1-002.

Pada tanggal 17 Oktober 1947 tepatnya pada malam Hari, mereka dipersiapkan untuk diberangkatkan ke Kalimantan dari Lanud Maguwo. Suryadarma juga turut hadir disana untuk memberikan Amanat sebelum melepas keberangkatan mereka satu per satu.

Operasi penerjunan yang bersifat sangat rahasia ini tidak sekedar menerjunkan pasukan, tetapi juga mempunyai tujuan pokok antara lain, menyusun dan membentuk gerilyawan dan mendirikan pemancar induk guna menyiapkan daerah penerjunan untuk operasi selanjutnya.

Pemancar ini diharapkan dapat berhubungan langsung dengan pemancar induk yang berada di Pulau Jawa,  Sumatera dan pemancar-pemancar kecil yang berada di Kalimantan itu sendiri. Oleh sebab itu selain pasukan,  diterjunkan juga seperangkat alat komunikasi lengkap dengan motor dan bahan bakar yang diperkirakan dapat dipakai selama satu bulan.

Sekitar Pukul 02.30 WIB pesawat take off dari Pangkalan Udara Maguwo, Ketika pesawat Dakota RI-002 sudah mencapai langit Kalimantan, Langit masih tampak gelap diserati dengan pemandangan tebalnya Hutan Belantara Kalimantan. Mata Mayor (Ud.) Tjilik Riwut, perwira di Bagian Siasat Perang Sekretaris KSAU, terus memperhatikan daratan yang akan dijadikan titik penerjunan. Meski sulit, dia tak ingin gagal. Misi kali ini menjadi pertaruhan baginya sekaligus AURI dalam mempertahankan kemerdekaan di bumi Kalimantan.

Ketigabelas anggota pasukan yang diterjunkan tersebut adalah
1. Iskandar berasal dari Sampit.
2. Dachlan berasal dari Sampit.
3. Bitak berasal dari Kepala Baru.
4. Willems berasal dari Kuala Kapuas.
5. Darius berasal dari Kasungan.
6. Achmad Kosasih berasal dari Mangkahulu.
7. Bachrie berasal dari Berabai.
8. Ali Akbar berasal dari Balikpapan.
9. M. Aminuddin berasal dari Kahayanhulu.
10. Emanuel berasal dari Kahayanhulu.
11. Morawi berasal dari Rentaupulut.
12. Opsir Muda Udara I Harry Hadisumantri (Anggota PHB AURI).
13. Sersan Udara F.M. Soejoto ( Anggota PHB AURI).

Satu orang bernama Jamhani batal terjun.


Pasukan Penerjun Pertama Indonesia


Satu bulan setelah pendaratan dan menjalankan Tugas bagaimana semestinya, mereka bermalam di sebuah ladang di tepi Sungai Koleh. Sekitar Dini hari ketika sebagian dari tim tertidur nyenyak, tiba-tiba datang tembakan dari pasukan NICA.

NICA "Nederlandsche Indische Civil Administration" Adalah Pasukan militer Belanda yang diprakarsai oleh H.J. Van Mook yang difungsikan untuk memulihkan kembali sistem pemerintahan Hindia Belanda setelah masa pendudukan Jepang di Indonesia atau usainya perang dunia II.

Pada saat itu Pasukan NICA menghujani mereka dari tiga arah dengan tembakan yang mengakibatkan Tewasnya Kapten Udara Anumerta Harry Hadisumantri,  Letda Anumerta Iskandar, dan Sersan Mayor Udara Anumerta Achmad Kosasih, sedangkan sisa pasukan yang selamat langsung menyelamatkan diri.

Sisa personil yang berhasil menyelamatkan diri mencoba melakukan perlawanan dengan gerilya, namun tekanan pasukan NICA yang begitu ketat, ruang gerak mereka pun kian terbatas. Kurang dari dua bulan kemudian, sisa personil penerjun payung pertama yang selamat itu semuanya tertangkap.

Setelah tertangkap mereka dibawa ke Banjarmasin lalu dikirim ke Penjara Bukitduri, Jakarta. Kemudian dipindah  lagi ke Penjara Glodok, Cipinang, dan Nusakambangan. Hingga akhirnya mereka semua dibebaskan menjelang Konferensi Meja Bundar.

Operasi penerjunan yang dilakukan oleh para Prajurit AURI tersebut menjadi peristiwa yang menandai lahirnya satuan pasukan khusus AURI, serta Moment tersebut kemudian diabadikan sebagai hari jadi KOPASGAT.

Minggu, 23 Januari 2022

SEPUTAR PISAU MIILITER

Pisau yang dibawa oleh Prajurit militer biasa dikenal dengan "Pisau Tempur", Pisau tempur dirancang semata-mata untuk penggunaan militer terutama ditujukan untuk Pertarungan jarak dekat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog, pisau sudah dikenal sejak jutaan tahun lalu. Alat yang dianggap sebagai pisau pertama yang ditemukan oleh arkeolog diperkirakan berusia 2,6 juta tahun lalu. Hal ini membuktikan kalau nenek moyang Homo sapiens sudah berpikir untuk mempermudah hidup dengan menciptakan pisau.

Pisau berusia jutaan tahun yang ditemukan tersebut terbuat dari batu retak yang membuat ujungnya menjadi tajam. Benda yang merupakan akar dari pisau tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan dan tidak hanya digunakan untuk memotong makanan saja, namun benda tajam tersebut juga dipasang pada ujung anak panah dan tombak yang diduga digunakan oleh Hominid untuk berburu, menangkap ikan, sampai melawan binatang buas serta untuk mempertahankan diri.

Pada tradisi Mesir Kuno, pisau digunakan sebagai benda magis yang kemudian dikaitkan dengan Bes dan Tauret, yaitu penjaga dunia bawah, berbagai lukisan hieroglif khas Mesir juga menunjukkan adanya gambar kalajengking dan ular yang dipotong dengan pisau.

Sekitar tahun 3000 Sebelum Masehi, bahan berupa tembaga dan perunggu mulai disukai dan banyak digunakan. karena pisau sudah dikenal sejak lama, maka bahan pembuatan pisau berganti menjadi dua bahan tersebut dan pisau pada zaman Perunggu ini juga dibuat memiliki pegangan yang dibalut dengan kayu, dengan tujuan agar tidak melukai tangan orang yang memegang pisaunya.

Pada abad Ke-14 milter Prancis & Italia yang pertama memperkenalkan Pisau dengan Bilah tajam runcing untuk kebutuhan perang.





Pisau Tempur Militer Perancis Pada Perang Dunia Pertama


Sejak Perang Dunia I, pisau tempur dalam dinas militer secara bertahap berkembang menjadi pisau serba guna atau "pertarungan-utilitas", cocok untuk pertempuran pisau dan peran utilitas seperti membersihkan dedaunan, memotong cabang pohon, membuka peti amunisi, dll.

Sejak akhir Perang parit dan Meningkatnya penggunaan senjata api menyebabkan penurunan penggunaan pisau tempur sebagai senjata militer.


Senjata Api Perang Dunia Pertama


Karena keberadaan Pisau tempur yang mempunyai sejarah panjang serta menjadi senjata yang paling dekat dengan manusia, dibeberapa negara Pisau tempur dijadikan sebuah Simbol atau Pangkat seorang Prajurit dalam satuan militer.

Di Indonesia sendiri walau tidak diketahui dengan Akurat dan Pasti perihal kehadiran awal pisau komando di Indonesia, Namun beberapa sumber menyebutkan, pisau komando diperkenalkan pertama ketika Kopassus masih menyandang nama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda).


Pisau Komando Indonesia


Meski ternyata bukan hanya prajurit Baret Merah saja yang bisa memilikinya, Pasukan elite dari matra lain juga bisa menyandangnya, namun harus melewati serangkaian pelatihan yang begitu berat yang melelahkan untuk mendapatkan "Pisau Tempur" tersebut.

Sabtu, 22 Januari 2022

PESAWAT NIRAWAK (DRONE)

Pesawat nirawak atau yang dikenal dengan sebutan Drone, adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri yang dioperasikan oleh operator menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya dan mampu membawa muatan baik itu seperti senjata, rudal, bom, maupun muatan lainnya.


Menurut para Ahli sejarah di Eropa, Konsep Drone sebenarnya sudah muncul sekitar tahun 1849, ketika Austria menyerang Venesia menggunakan balon tak berawak yang diisi dengan bahan peledak.


Lukisan Serangan Udara Austria di Atas Kota Venesia

Pasukan Austria yang mengepung Venesia meluncurkan sekitar 200 balon pembakar ke Kota venesia. Setiap balon membawa antara 11 kg 14 kg pon bom, Begitu berada di posisinya, bom-bom ini dijatuhkan dari balon pengangkutnya. Untungnya bom yang dijatuhkan tidak semuanya tepat pada sasaran, ada sebagian besar Balon meledak di luar jalur karena perubahan arah angin yang tiba-tiba. Peristiwa itu menandakan serangan udara pertama yang diketahui menggunakan Balon sebagai alat pembawa bahan peledak dari udara untuk di jatuhkan. 


Seiring berjalannya waktu Konsep dasar Drone terus dikembangkan oleh ahli teknologi militer. Pemikiran seperti inilah yang mendorong perkembangan teknologi Drone selama berabad-abad hingga dekade mendatang, serta mempengaruhi sejarah dalam Teknologi militer.


Pada awal 1900-an, militer Amerika Serikat mulai mengeksplorasi teknologi Drone untuk membangun target pelatihan dan Pada perang dunia pertama Amerika berhasil mengembangkan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau yang sekarang disebut dengan Drone. UAV milik Amerika bernama "Kattering Bug", Pesawat tanpa awak tersebut pertama kali digunakan selama perang dunia pertama oleh Amerika.


Pada tahun 1915, Nikola Tesla menulis tentang kendaraan tempur udara tak berawak. Upaya pertama pada drone self-propelled sebagai target udara diselesaikan pada tahun 1916 oleh AM Low. Baru pada Perang Dunia I pesawat tanpa pilot pertama ditemukan oleh Dayton-Wright Airplane Company.


Drone Pertama Amerika



Berawal dari sinilah negara-negara selain Amerika mulai melakukan riset dan penjajakan mengenai teknologi pesawat nirawak tersebut.


Meski pada Perang dunia pertama penggunaan Drone tidak terlalu aktif dalam pertempuran yang salah satu alasanya karena dianggap Melanggar peraturan perang, pada perang Dunia pertama, namun Pengembangan teknologi tersebut terus dijalankan.


Walau penggunaannya masih dianggap menyalahi Etika Persenjataan oleh beberapa negara karena serangannya dapat mengakibatkan kematian bagi warga sipil, Kenyataannya perkembangan dan penggunaan Drone di Kemiliteran hingga kini terus digunakan dan diproduksi, bahkan Pesawat nirawak ini mengalami peningkatan dalam Hal jelajahnya serta Kecepatannya.


Drone Modern


Seiring berjalannya waktu, hingga saat ini dan hingga jauh kedepan, Penggunaan Drone tidak hanya digunakan dalam lingkup Militer, namun akan banyak digunakan untuk keperluan non militer seperti pemantauan cuaca dan iklim, keperluan fotografi dan videografi, keperluan untuk operasi pencarian korban pasca bencana, keperluan untuk pembuatan film, bahkan untuk pengiriman barang yang sudah diterapkan di beberapa Negara.

Sabtu, 15 Januari 2022

SPR (Senapan Penembak Runduk) PINDAD

Saat ini Senapan Runduk hanya tersedia dalam empat varian yaitu SPR-1, SPR-2, SPR-3 & SPR-4. Senapan runduk SPR-1 & SPR-3 menggunakan Peluru kaliber 7,62 mm, SPR-4 menggunakan Peluru kaliber 8,6 mm sedangkan untuk Senapan runduk SPR-2 menggunakan peluru kaliber 12,7 mm.


SPR-1

Senapan Runduk SPR-1

SPR-2

Senapan Runduk SPR-2


SPR-3

Senapan Runduk SPR-3

SPR-4

Senapan Runduk SPR-4


Senapan ini memungkinkan penembak untuk mengatur ketinggian posisi dan stabilitas senapan dengan cara mengatur bipod pada bagian bawah depan laras, melihat sasaran dengan alat bidik tipe teleskop menjadikannya senapan runduk dengan akurasi yang tinggi.

Dalam dunia peperangan, keberadaan Seorang penembak runduk (SNIPER) sangat dibutuhkan guna mengeksekusi lawan yang bersembunyi atau berlindung, seperti dibalik dinding gedung, dibalik bebatuan, dibalik pepohonan, maupun bersembunyi dalam bentuk kamuflase.

Seorang penembak runduk (SNIPER) tidak hanya berfokus pada sasaran berupa Personel, Sniper juga dituntut mampu menggasak sasaran berupa Rantis (Kendaraan Taktis) & Ranpur (Kendaraan Tempur).

Dalam kasus pertempuran melawan personel yang bersembunyi di balik kendaraan lapis baja, Jelas sniper perlu senjata khusus, dan senjata tersebut dikenal dengan istilah "Senapan Anti Material".

Senapan anti material punya bentuk dan peran yang serupa dengan senapan runduk, perbedaannya lebih kepada besarnya Proyektil, Kaliber, Bobot senjata & Daya hancurnya.

Beberapa satuan khusus TNI sudah menggunakan senjata jenis ini, Seperti Hecate II 12,7 mm (Buatan Prancis) yang digunakan Den Bravo 90 Paskhas, Truvelo 12,7 mm dan Denel NTW-20 dual kaliber 20 mm/14,5 mm (Buatan Afrika Selatan) yang dipakai oleh Taifib Marinir dan Kopaska TNI AL.


Snapan Runduk HECATE II

Senapan Runduk Truvelo

Senapan Runduk DENEL NTW-20


Indonesia yang punya basis produksi senjata dan amunisi PT Pindad, pelan tapi pasti rupanya tak ingin ketinggalan dalam mengembangkan inovasi di segmen senjata anti material untuk memenuhi kebutuhan TNI.

Dengan bekal pengalaman menciptakan SPR (Senapan Penembak Runduk)-1 kaliber 7,62 mm, kemudian PT Pindad resmi memperkenalkan jenis senjata anti material, yakni SPR-2 yang mengusung kaliber 12,7 mm. 

SPR-2 punya bentuk yang cukup modern, desainnya sekilas menyerupai senapan runduk M-93 Black Arrow kaliber 12,7 mm buatan Serbia.


Senapan Runduk M93 Black Arrow


SPR-2 punya panjang keseluruhan 1755 mm, sementara panjang laras 1055 mm. Bobot senjata SPR-2 adalah 19,5 kg, lebih berat dari NTW-20 yang bobotnya 14,5 kg.


Untuk membidik sasaran, SPR-2 dibekali alat bidik teleskopik dengan pembesaran hingga 10 kali. Proyetil yang dimuntahkan dari laras SPR-2 dapat melesat dengan kecepatan 900 meter per detik. Artinya, untuk menjebol sasaran denga jarak 2.000 meter dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 3 detik.

SPR-2 menggunakan magazine yang terdiri dari 5 peluru, ditembakkan dengan cara ditembakan satu per satu. Pengoperasian senjatanya menggunakan pola BOLT ACTION.

Apa itu Bolt Action? Bolt Action adalah (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil/handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan secara manual).

Dalam uji coba, SPR-2 dapat mencapai performa yang Baik, diantaranya mampu menembus lapisan baja 10 mm dari jarak tembak 2 Km. Dengan daya rusak yang tinggi, maka SPR-2 bisa menjadi momok yang menakutkan bagi ranpur sekelas APC, bahkan material lambung kapal pun bisa dijebol dengan mudah.

Munisi SPR-2 telah diproduksi secara mandiri oleh PT Pindad dan ada beberapa tipe peluru untuk SPR-2, seperti peluru standar MU 3TJ, peluru Sniper 12.7 mm MU 3M, peluru Anti Material MU 3SAMM, peluru bakar tembus baja MU 3PB, peluru tracer MU 3N, peluru penembus armor MU 3P, dan yang paling dahsyat peluru tembus peledak MU 3BLAM yang dimana Jenis amunisi ini mampu menghasilkan efek ledak dan efek bakar pada lapisan baja.




Kamis, 13 Januari 2022

KRI HANG TUAH

Korvet TNI Angkatan Laut


KRI Hang Tuah, Korvet ini bisa dibilang satu generasi dengan kapal perusak pertama TNI AL yaitu KRI Gadjah Mada, pasalnya sama-sama berasal dari pemberian AL Kerajaan Belanda, yakni realisasi dari KMB (Konferensi Meja Bundar) di tahun 1949. Selain KRI Hang Tuah, TNI AL juga menerima tiga korvet yang sama dari Bathurst Class, masing-masing KRI Patti Unus 256, KRI Banteng 255 dan KRI Radjawali 254. Dari keempatnya, hanya KRI Hang Tuah yang tidak diketahui jelas nomer lambungnya.


Walau Belanda dikenal sebagai penghasil kapal perang kampiun, namun KRI Hang Tuah (korvet Bathurst Class) justru dibangun oleh galangan Evans Deakin & Company di Brisbane, Australia. Kondisi Belanda yang tengah porak poranda karena peperangan melawan Jerman tidak memungkinkan untuk memproduksi kapal perang saat itu.


Sebelum menjadi milik Indonesia, korvet ini pertama kali digunakan oleh AL Australia (Royal Australian Navy/RAN) dengan nama HMAS Ipswich J186, diluncurkan pada 11 Agustus 1941 dan resmi memperkuat RAN pada 13 Juni 1942.




Setelah berakhirnya Perang Dunia II, HMAS Ipswich J186 yang ikut berperang di palagan Pasifik, Okinawa, Samudera Hindia, dan Sisilia, kemudian diakuisisi oleh AL Kerajaan Belanda dan pada 5 Juli 1946 kapal ini telah berganti nama sebagai HNMLS Morotai P13.


Kapal Peran Morotai P13

KRI Hang Tuah mulai beroperasi pada bulan April 1950 dan bergabung pada kegiatan Operasi Gabungan dalam Gerakan Operasi Militer Ill (GOM Ill) melawan pemberontakan di Makassar. Pada periode Juli 1950 sampai dengan Maret 1951, KRI Hang Tuah dilibatkan dalam operasi penumpasan terhadap pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pada bulan Maret 1953, KRI Hang Tuah kembali berperan dalam rangka menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.


Berdasarkan penelurusan sejarah, Tenggelamnya KRI Hang Tuah karena dihantam oleh Pesawat pembom B-26 Invader di Teluk Balikpapan, tepatnya pada 28 April 1958 saat dalam tugas mendukung Operasi Merdeka untuk mengatasi pemberontakan PRRI/Permesta.


Pesawat Pembom B-26 Invader


Dikutip dari Buku "Elang Laut Menembus Batas Cakrawala" yang menceritakan Detik-detik Karamnya KRI Hang Tuah


Tanggal 28 April 1958 sekitar pukul 08.00 pada saat KRI Hang Tuah melintas di lepas pantai Balikpapan terlihat secara visual sebuah pesawat pembom B-26 lnvader terbang menuju Balikpapan.


Dengan segera Komandan KRI Hang Tuah memerintahkan seluruh awak kapal untuk melaksanakan peran tempur. Mendengar suara alarm peran tempur, seluruh awak meriam segera siap di pos tempurnya masing-masing mengarahkan laras mengikuti gerakan pesawat tersebut.


Pergerakan pesawat tersebut terus diikuti secara visual karena pada saat itu KRI HangTuah hanya memiliki Radar navigasi. Berdasarkan pengamatan visual tersebut, belum dilihat adanya tanda-tanda bahwa pesawat tersebut akan menuju ke arah KRI Hang Tuah.


Sebuah insiden terjadi ketika salah satu Awak meriam Oerlikon yang berada di geladak anjungan membuka tembakan terlebih dahulu ke arah pesawat tanpa adanya perintah penembakan. Kepanikan terjadi karena hal itu memancing reaksi dari pesawat tersebut yang kemudian berputar mengarah ke posisi KRI Hang Tuah.


Pesawat lnvander mendekat dari arah lambung kiri kapal dan memberondong KRI Hang Tuah dengan tembakan Mitraliur. KRI Hang Tuah segera mengadakan perlawanan dengan tembakan dari meriam Bofors dan Oerlikon. Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Pada saat melintas di atas KRI HangTuah, pesawat tersebut menjatuhkan bom tepat di atas cerobong asap dan meledak di antara ruang ketel dan kamar mesin. Seketika itu Perlawanan KRI Hang Tuah terhenti, Banyak korban berjatuhan bahkan Keadaan bertambah gawat karena kebakaran semakin membesar.


Peristiwa tersebut sudah dipastikan bahwa KRI Hang Tuah hanya menunggu waktu untuk tenggelam, dan Tenggelam nya KRI Hang Tuah menjadi Akhir dari masa BAKTI-NYA kepada Republik Indonesia.


Kapal KRI Hang Tuah


Kamis, 06 Januari 2022

SENJATA ANTI-TANK TNI

Bicara soal MBT (main battle tank), Indonesia memiliki cukup banyak Tank Leopard. Meski demikian, bukan berarti TNI Angkata Darat tak antisipatif pada perkembangan Kendaraan Tempur (RANPUR) lapis baja.


Di dalam sebuah medan pertempuran, tank adalah mesin perang yang sangat ditakuti. Selain berlapis baja, Daya gempurnya yang mematikan menjadi andalan dalam sebuah pertempuran di daratan. Selain itu tank juga jadi andalan untuk mendukung gerak maju pasukan infanteri. Walau tank terbuat dari Baja bukan berarti tank tidak bisa dihancurkan. Ada SLT (Senjata Lawan Tank) yang bisa menghancurkan tank tersebut seperti Carl Gustav, Armbrust, C90-CR, LRAC-89 dan RPG. Senjata-senjata tersebut memang mematikan untuk menghantam Tank lapis baja dan melibas basis perkubuan musuh.

Senjata Anti-Tank CARL GUSTAV Yang Pernah Dimiliki TNI

Senjata Anti-Tank ARMBRUST Yang Pernah Dimiliki TNI

Senjata Anti-Tank C90-CR Yang Pernah Dimiliki TNI

Senjata Anti-Tank LRAC-89 Yang Pernah Dimiliki TNI

Senjata Anti-Tank RPG Yang Pernah Dimiliki TNI

Untunglah dibawah payung MEF (Minimum Essential Force) TNI juga menyertakan belanja alutsista di segmen senjata anti tank, Jenis yang dibeli ada dua, yakni FGM-148 Javelin dan NLAW (Next Generation Light Anti Tank Weapon) dengan begitu Beberapa unit tempur TNI AD dan Korps Marinir TNI AL telah dilengkapi senjata anti tank.

Senjata Anti-Tank FGM-148 JAVELIN Yang Pernah Dimiliki TNI

Senjata Anti-Tank NLAW Yang Pernah Dimiliki TNI

Namun seiring berjalannya waktu, Indonesia mampu merancang SLT sendiri yang bisa diandalkan jika dihadapkan dalam pertempuran dimana pihak lawan menggunakan Tank.


Senjata anti tank ini dikembangkan oleh BALITBANG KEMHAN (Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan), Bekerja sama dengan PT Pindad, Balitbang terus menyempurnakan pembuatan SLT. Bahkan tak hanya SLT, Balitbang Kemhan dan PT Pindad juga mengembangkan Man Portable Air Defence System atau MANPADS.


Manpads adalah jenis roket atau peluru kendali yang dirancang untuk ditembakkan dari darat. Peluru kendali ini digunakan untuk menghancurkan target di udara. Kedua senjata yang dikembangkan Balitbang Kemhan dan PT Pindad ini, dibuat dalam versi kecil atau ringan sehingga SLT atau MANPADS dapat ditembakkan oleh satu orang prajurit menggunakan peluncur yang ditembakkan dari atas bahu.


Pengembangan SLT dan Manpads ini adalah dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negri dan juga untuk membangun kemampuan negara di bidang pertahanan serta untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI di masa yang akan datang.

Senjata Anti-Tank Buatan Indonesia



Rabu, 05 Januari 2022

PESAWAT TEMPUR KF-21 BORAMAE INDONESIA YANG MENARIK PERHATIAN PARA PENGAMAT MILITER DUNIA

Pesawat Tempur KF-21 Boramae


KAI KF-21 Boramae/F-33 Fighting Hawk adalah program Korea Selatan dan Indonesia dalam mengembangkan pesawat tempur multi-peran lanjutan untuk Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) dan Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU), dipelopori oleh Korea Selatan dengan Indonesia sebagai mitra utamanya.


Ini adalah program pengembangan pesawat tempur kedua Korea Selatan setelah T-50 Golden Eagle. Korea Selatan dan Indonesia sepakat untuk bekerja sama dalam memproduksi pesawat tempur KF-X / IF-X di Seoul pada bulan Juli 15, 2010.


Pada tahun 2010 tersebut Indonesia dan Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerjasama pengembangan KF-21 untuk memenuhi kebutuhan jet tempur kedua negara dalam waktu 30 hingga 40 tahun ke depan, maka Tak heran jika ada bendera Indonesia tersemat di Pesawat tempur KF-21.


Pesawat Tempur KF-X & IF-X


Persyaratan operasional awal untuk program KF-X / IF-X seperti yang dinyatakan oleh ADD (Agency for Defense Development) adalah mengembangkan Pesawat Tempur berpilot tunggal, bermesin ganda dengan teknologi siluman melebihi kemampuan Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon. 


Fokus keseluruhan dari program ini adalah memproduksi pesawat tempur generasi ke 4,5 dengan kemampuan lebih tinggi daripada pesawat tempur kelas KF-16. Jumlah pesawat tempur yang diproduksi rencananya 120 unit untuk Angkatan Udara ROK dan 80 unit untuk Angkatan Udara Indonesia.


Ketika proyek selesai, Korea Selatan akan menjadi negara ke-13 yang mengembangkan jet tempur. Uji terbang pertama rencananya pada tahun 2022, dengan seluruh pengembangan selesai pada tahun 2026.


Bukan hanya Rafale, F-15 Eagle II dan Su-35 saja yang menjaga langit Indonesia, tapi Peswat Tempur KF-21 Boramae nantinya juga akan setia mengawal & menjaga langit Ibu Pertiwi.


Jika pemerintah Indonesia dan Angkatan Udara Indonesia sepenuhnya mendukung Proyek ini sudah sepatutnya kita sebagai Rakyat Indonesia juga ikut mendukungnya. Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti Indonesia lewat anak-anak bangsa-nya Bisa membuat Pesawat Tempur secara mandiri.


Apa pun yang dibuat atau diciptakan oleh manusia Tidak ada yang langsung Sempurna, pasti ada kekurangannya. namun dengan Niat, Kerja keras serta Optimis kekurangan tersebut pasti bisa menjadi Sempurna.

Pesawat Tempur Buatan Korea Selatan & Indonesia


Selasa, 04 Januari 2022

SEJARAH AWAL KEHADIRAN TANK SHERMAN M4A3 DI INDONESIA

Kehadiran Tank Sherman M4A3 di Indonesia

Menilik sejarahnya, M4A3 Sherman hadir di Tanah Air dibawa oleh pasukan Inggris untuk mendukung kampanye Militernya di Indonesia dan tercatat Inggris mendaratkan 21 unit M4A3 Sherman. Tugas awal tank ini tidak lain untuk melakukan operasi dan penyerangan kepada Para Pejuang Indonesia di Surabaya akibat terbunuhnya Brigjen AWS Mallaby.

Dalam perjalan opearasi tempurnya melawan pejuang Indonesia Tank Sherman yang seolah menjadi identitas Tersendiri karena keterlibatannya di medan pertempuran Eropa saat melawan NAZI Jerman dan turut aktif pada perang di kawasan Asia Pasifik melawan Jepang, Hal itu sama sekali tidak membuat patah semangat para pejuang.

Kehadiran Tank Sherman di Indonesia

Kehadiran Tank Sherman dengan kanon 75mm M3 L/40 memang terbukti efektif memukul posisi pertahanan para pejuang, walau Inggris di bekali dengan Tank sekalipun untuk melawan para pejuang di Surabaya, Semangat para pejuang sama sekali tidak pudar untuk berperang, Terbukti semangat dan usaha para pejuang mampu membuat beberapa Tank Sherman kewalahan. Tak hanya itu, tercatat dalam duel empat jam di Surabaya, ada dua Tank Sherman yang hancur akibat hantaman meriam kaliber 40 dan 105 mm milik TKR Laut. Selain dua unit hancur, satu unit Sherman terpaksa mundur dalam kondisi cukup rusak.

Para Pejuang Indonesia Di Surabaya

Singkat cerita pasca mundurnya Inggris dari Indonesia dan posisinya digantikan kembali oleh Belanda pada tahun 1946 – 1949. Sisa-sisa unit Tank Sherman Inggris yang tertinggal di Indonesia kemudian beralih tangan ke pihak Belanda, Dalam film dokumenter tank Sherman diketahui juga ikut diterjunkan dalam agresi militer Belanda kedua di Jogjakarta pada 19 Desember 1948.

Sebagai tank yang dirancang dan hadir secara penuh pada Perang Dunia Kedua, Tank Sherman diciptakan dalam banyak versi, tujuannya untuk dapat digunakan dalam beragam misi terutama saat di tempatkan pada wilayah tertentu. Dan dari sekian banyak versi Tank Sherman, versi M4A3 adalah versi yang pernah digunakan militer Indonesia.

Detail Tank Sherman M4A3


RUDAL PELIBAS (MAVERICK) AGM65

Rudal Meverick


Di ranah rudal udara (Air Surface Missile), TNI pernah memiliki rudal AS-1 Kennel yang fenomenal di tahun 60-an, dan pada tahun 1990-an Indonesia memiliki Rudal AGM (Air to Ground Missile)-65 Maverick. Rudal ini awalnya dibeli TNI untuk dipasangkan pada pesawat tempur F-16 Skuadron Udara yang datang pada tahun 1989. Rudal Maverick terbilang rudal yang battle proven, Rudal Maverick dirancang sebagai senjata ampuh untuk menghancurkan sasaran di permukaan dengan target berupa lapis baja dan beton.

Rudal buatan Hughes Aircraft Company sekarang Raytheon ini pertama kali diproduksi pada tahun 1972, debut pertama rudal ini berada pada Perang Vietnam, dan menjadi salah satu rudal yang paling sering ditembakkan dalam Perang Teluk I dan II. Selain ampuh untuk menghancurkan obyek berupa bunker, Rudal Maverick cukup populer sebagai senjata pemusnah tank. Dalam perang Teluk I, Rudal Maverick banyak dilepaskan dari A-10 Thunderbold (tank buster) untuk menghancurkan armada tank Irak.

Rudal Maverick AGM65 dapat membobol beton bertulang (R300/5.000 psi) hingga tembok beton sedalam 2 meter. Untuk menembus baja, Rudal Mavercik bisa menembus baja (R1800) setebal 15 cm.

Rudal Maverick hingga saat kini masih digunakan di banyak negara-negara Sekutu NATO & USA sebagai rudal andalan. Rudal Maverick sendiri sudah memiliki banyak varian dan rudal ini terus mengalami upgrade seiring berjalannya waktu.

Rudal Pesawat Tempur



Senin, 03 Januari 2022

KAPAL PERANG PERTAMA YANG PERNAH MENJADI KEBANGGAAN INDONESIA


Di era tahun 60-an selain punya Angkatan Udara terkuat di Asia Tenggara, Angkatan Laut Indonesia tidak kalah kuatnya waktu itu dengan didukung Kapal perang tipe Penjelajah buatan Uni Soviet, Apalagi sebagai negara Maritim memang sudah sepatutnya Indonesia memiliki Angkatan Laut yang Mempuni.


Kapal penjelajah itu bernama KRI Irian, didatangkan pemerintah Indonesia untuk memperkuat Angkatan Laut dan juga dalam rangka pembebasan Irian Barat (Papua).


KRI Irian adalah Kapal penjelajah kelas Sverdlov dengan kode penamaan soviet Project 68BIS. Kapal ini diluncurkan pada tanggal 17 September 1950 dan di Operasikan pertama kali kapal pada tanggal 30 Juni 1952. Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad, Rusia.

KRI Irian

Kapal-kapal dari kelas Sverdlov merupakan versi dari kapal penjelajah kelas Chapayev yang sedikit diperbesar dan ditingkatkan kualitasnya. Mereka memiliki persenjataan, permesinan dan proteksi lambung yang sama dengan kapal pendahulunya (kelas Chapayev), namun dengan kapasitas bahan bakar yang lebih besar untuk jarak tepuh yang lebih jauh, lambung yang sudah dilas, peningkatan proteksi bawah air, serta penambahan perlindungan antipesawat tempur dan radar


Pada 11 Januari 1961 Pemerintah Soviet mulai mengeluarkan instruksi kepada Central Design Bureau untuk memodifikasi Ordzhonikidze supaya ideal beroperasi di daerah tropis dan Modernisasi skala besar dilakukan untuk membuat kapal ini bisa beroperasi pada suhu +40°C, kelembapan 95%, dan temperatur air +30°C.

KRI Irian

KRI Irian tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962, Sebelumnya Uni Soviet tidak pernah menjual kapal dengan bobot seberat ini kepada negara lain kecuali kepada Indonesia. Kehadiran kapal ini benar membuat AL Kerajaan Belanda secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat pada waktu itu.

Minggu, 02 Januari 2022

RADAR PERTAMA PERTAHANAN UDARA MILIK INDONESIA

 

Radar Pertahanan Pertama Indonesia

Sekitar tahun 60-an tepatnya pada masa kampanye operasi Trikora, Indonesia telah menggunakan radar pendeteksi yang cukup maju di Angkatan Udara. Radar tersebut bernama Radar Nysa P30 buatan Polandia.

Radar Nysa P30 sebenarnya sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1959 dan pada tahun 1962-1966 radar tersebut terlibat untuk memenuhi tugas dalam opeasi Trikora & Dwikora, namun pada tahun 1982 radar buatan Polandia ini mulai digantikan oleh radar yang lebih Canggih buatan Perancis.

Radar Nysa P30 waktu itu dipersiapkan untuk mendukung Komando Pertahanan Udara sebagai unsur penting dari Komando Mandala yang dipimpin Mayjen Soeharto. Proses pembawaan Radar Nysa P30 dibawa oleh kendaraan jenis truck menuju ke perbatasan yang sebelumnya di muat melalui kapal-kapal LST (landing ship tank). Dari segi fungsionalitas Radar Nysa P-30 berperan sebagai ground control interception/early warning (GCI/EW) atau pusat kendali dan peringatan dengan jarak tangkap hingga radius 450 km.

Komando Mandala sendiri ingin menempatkan Radar Nysa P30 di wilayah dekat perbatasan untuk memenuhi tugas sebagai Pertahanan maupun Tugas pendukung lainnya. Waktu itu Radar ini ditempatkan di Wilayah seperti di Sangwo, Morotai, di Pulau Saparua, di Pangkalan Udara Langgur, dan di Bula, Seram Timur. Dimana kesemua lokasi tersebut merupakan pangkalan yang langsung berhadapan dengan kekuatan militer Belanda di Irian Jaya.

Radar Nysa P30

Sistem Radar P30 mempunyai dua antena dimana masing-masing mengukur ketinggian serta jarak dalam pemantauan maupun pencegahan serangan seperti serangan perusak elektronik atau pun serangan lainnya dari pihak lawan.

Radar Nysa P30 sendiri bukanlah radar yang terbilang sempurna diwaktu itu dan Radar tersebut juga punya kekurangan yaitu hanya mampu mendeteksi sasaran yang terbang menengah atau tinggi, Jika sasaran terbang rendah (low level flying) maka tidak bisa terdeteksi.

Belanda sendiri saat itu juga memiliki Radar yang spesifikasinya sama dimana Radar tersebut tidak dapat mendeteksi Objek yang terbang rendah. Hal ini benar-benar dimanfaatkan sebagai suatu peluang oleh para Pilot pesawat tempur dan Transport C130 Angkatan Udara dalam menjalankan tugas Infiltrasi.

Keterlibatan Radar Nysa P-30 sangatlah besar pada masa itu terlebih dalam menjalankan tugas seperti penerjunan pasukan maupun melakukan patroli udara serta tugas-tugas lainnya dan Secara keseluruhan radar ini dioperasikan bersama-sama jet tempur MiG-17, P-51 Mustang, B-25 Mistchel, dan B-26 Invader.

Sabtu, 01 Januari 2022

PESAWAT PEMBOM AWAL TNI AU

 

Pesawat Pembom TNI AU

Di era tahun 60-an kekuatan angkatan udara negeri kita bisa dibilang Terbaik di kawasan Asia Tenggara, Bahkan Cina dan Australia belum memiliki armada pembom strategis bermesin jet. Di tahun 60-an hanya Amerika, Inggris, dan Rusia yang memiliki pesawat pembom terbanyak.

Pada saat itu di penghujung tahun 50-an Dubes Rusia untuk Indonesia Zhukov kepada Presiden Indonesia Sukarno mengatakan bahwa TU16 masih dalam tahap pengembangan dan pihak Rusia masih bimbang untuk memenuhi permintaan Indonesia dalam pembelian Pesawat TU16.

Ketika ide pembelian TU16 dikemukakan oleh Josep Salatun kepada sekretaris Dewan Penerbangan/Sekretaris Gabungan Kepala-kepala Staf kepada Suryadarma tahun 1957 bahwa AURI belum memiliki pesawat pembom Strategis. Josep Salatun menyampaikan kepada Suryadarma bahwa jika Pesawat pembom TU16 adalah pilihan yang tepat dan Dengan Pesawat TU16 awak kita bisa terbang menuju sasaran terjauh sekalipun jelasnya kepada KSAU.

Jika menggunakan Pesawat B25 yang dikerahkan untuk menghadapi AUREV maka bisa cukup merepotkan karena daya jelajahnya yang terbatas. Celakanya lagi Amerika meng-embargo suku cadang Pesawat B25 tersebut dan Alhasil gagasan untuk memiliki TU16 semakin kuat dan harus direalisasikan.

Dengan seiring disetujuinya rencana pembelian Pesawat TU16 ini, landas pacu Lanud Iswahyudi, Madiun, kemudian turut diperpanjang. Pemilihan pesawat TU16 yang di beli untuk memperkuat AURI bukan semata alat diplomasi namun Penyebab lainnya adalah karena embargo oleh pihak Amerika disaat AURI sangat membutuhkan suku cadang B-25 dan P-51 untuk tugas menghantam AUREV.

Proses pembelian pesawat ini memang memang sempat tidak berjalan mulus Sejak dikemukakan dan baru terealisasi 1 Juli 1961 dan pada saat itu untuk Pertama kalinya pesawat TU16 mendarat di Kemayoran. Pesawat pertama yang mendarat di Kemayoran dikemudikan oleh Komodor Udara (sekarang Marsda TNI Pur Cok Suroso Hurip) dan Keadaan saat itu Mendapat perhatian dari kalangan intel Amerika terutama CIA.

Mulai saat itu Indonesia menjadi negara ke empat di dunia yang mengoperasikan Pesawat pembom strategis selain Amerika, Inggris dan Rusia sendiri. Isu yang beredar bahwa saat itu AURI pernah mengusulkan untuk mengecat bagian bawah Pesawat TU16 dengan Paint cat khusus anti radiasi bagi seperti pesawat pembom berkemampuan nuklir yang bertujuan untuk Meng-Gertak lawan, Namun usul tersebut ditolak.

Pesawat Pembom Awal TNI AU


Di tahun 60-an ini akhirnya TNI-AU sudah memiliki pesawat pembom tempur yang terbilang sangat baik, yaitu Pesawat Pembom TU16 yang punya daya jelajah jauh serta mampu membawa muatan bom dalam jumlah besar yang Siap ditugaskan dalam suatu Operasi.

Seiring berjalannya waktu Pesawat Type Pembom terus mengalami Perkembangan, hal ini dilakukan tidak lain untuk memenuhi Tugas dan Misi dikala saat dibutuhkan terlebih jika digunakan untuk Menghantam suatu wilayah di Negara tersebut.

KAPAL SELAM MINI INDONESIA

Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah merancang desain kapal selam mini, Pengembangan proyek ini telah di...